Sunday , November 9 2025
Ketika DLH Tarakan dan Masyarakat Lokal Bergerak Bersama untuk Alam

Ketika DLH Tarakan dan Masyarakat Lokal Bergerak Bersama untuk Alam

Kalau bicara soal menjaga lingkungan, nggak ada yang bisa melakukannya sendirian. Alam terlalu luas, dan masalahnya terlalu banyak buat dihadapi satu pihak saja. Karena itu, kolaborasi jadi kunci — dan di Tarakan, kolaborasi antara masyarakat dan Dinas Lingkungan Hidup Tarakan jadi bukti nyata kalau kerja bareng bisa bikin perubahan besar. Mereka nggak cuma bicara soal kebersihan, tapi benar-benar turun tangan bareng warga buat bikin Tarakan tetap hijau, sehat, dan nyaman buat ditinggali.

Kota Tarakan mungkin kecil, tapi semangat warganya gede banget. Dari pesisir pantai sampai tengah kota, kamu bisa lihat banyak kegiatan lingkungan yang dijalankan bareng antara DLH dan masyarakat. Ada yang bersih pantai bareng komunitas nelayan, ada yang bikin taman mini di gang-gang sempit, sampai lomba daur ulang bareng anak sekolah. Semua dilakukan dengan satu tujuan — menjaga rumah mereka sendiri, karena mereka sadar, kalau bukan mereka yang peduli, siapa lagi?

Kolaborasi kayak gini bukan cuma tentang kerja bakti atau acara seremonial. Lebih dari itu, ini soal rasa memiliki dan kebersamaan. Masyarakat Tarakan nggak ngerasa dipaksa buat ikut, karena mereka tahu apa yang mereka lakukan punya arti besar buat masa depan. Dan Dinas Lingkungan Hidup Tarakan ngerti banget, kalau mereka pengin programnya sukses, mereka harus melibatkan warga sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar penonton.

Dari Laut Sampai Darat, Semua Bergerak

Di kawasan pesisir, DLH sering banget kerja bareng nelayan buat bersih-bersih pantai dan laut. Bukan cuma buang sampah, tapi juga edukasi soal dampak plastik terhadap biota laut. Banyak warga yang awalnya cuek, lama-lama mulai sadar setelah lihat sendiri perut ikan yang mereka tangkap penuh potongan plastik kecil. Dari situ, muncul kesadaran baru: menjaga laut berarti menjaga rezeki mereka sendiri.

Nggak cuma di pesisir, di kawasan perkotaan pun DLH Tarakan aktif gandeng masyarakat buat program penghijauan. Mereka bantu warga nanam pohon di pekarangan rumah, bikin taman lingkungan, dan rawat pohon-pohon yang udah ada biar tetap tumbuh subur. Setiap pohon yang ditanam bukan sekadar hiasan, tapi simbol komitmen buat masa depan Tarakan yang lebih adem dan sehat. Bayangin kalau setiap warga punya satu pohon di rumahnya, Tarakan bakal berubah jadi kota hijau yang penuh oksigen.

Bank Sampah dan Gerakan Ekonomi Hijau

Salah satu bentuk kolaborasi paling keren antara DLH Tarakan dan masyarakat adalah berdirinya bank sampah di berbagai titik kota. Di sini, warga bisa kumpulin sampah anorganik seperti botol plastik, kertas, atau logam, lalu ditukar dengan uang atau kebutuhan rumah tangga. Konsepnya sederhana, tapi efeknya besar banget. Sampah berkurang, warga dapet manfaat, dan lingkungan jadi lebih bersih.

Gerakan kayak gini nggak cuma bikin kota lebih tertata, tapi juga ngebuka peluang ekonomi baru buat masyarakat. Banyak ibu rumah tangga yang akhirnya bisa bantu ekonomi keluarga lewat pengelolaan sampah. DLH Tarakan juga rutin ngasih pelatihan daur ulang biar warga bisa bikin produk kreatif dari limbah, kayak tas dari bungkus kopi atau pot bunga dari botol bekas. Dari sampah yang tadinya dianggap nggak berguna, lahir produk yang punya nilai jual dan bikin bangga.

Pendidikan Lingkungan dari Sekolah

Kolaborasi DLH Tarakan juga nyentuh sektor pendidikan. Mereka rajin banget turun ke sekolah-sekolah buat ngajarin pentingnya menjaga lingkungan sejak dini. Anak-anak diajak ikut kegiatan bersih-bersih, bikin taman sekolah, dan daur ulang barang bekas jadi karya seni. Bukan cuma teori, tapi langsung praktik biar mereka ngerasain sendiri serunya merawat alam.

Yang bikin keren, banyak sekolah di Tarakan yang sekarang punya program “Sekolah Hijau” hasil kerja bareng DLH dan pihak sekolah. Ada yang punya taman vertikal, ada juga yang bikin pojok kompos dari sisa makanan di kantin. Anak-anak jadi terbiasa berpikir hijau, dan mereka mulai nularin kebiasaan itu ke rumah masing-masing. Pelan-pelan, gerakan kecil dari sekolah ini nyebar ke masyarakat luas.

Saling Dukung, Saling Belajar

Kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup Tarakan dan masyarakat nggak selalu mulus, tapi mereka saling belajar satu sama lain. Kadang warga punya ide kreatif yang nggak kepikiran sama DLH, kadang juga DLH bantu warga dengan sumber daya dan bimbingan teknis. Kombinasi antara semangat warga dan pengalaman DLH bikin banyak program berjalan lancar dan berkelanjutan.

Mereka juga sering adain forum diskusi lingkungan, tempat warga bisa kasih masukan atau saran langsung. Jadi bukan cuma top-down, tapi benar-benar kerja bareng. Hasilnya, banyak program yang lebih tepat sasaran karena dibuat dari kebutuhan dan ide warga sendiri. DLH nggak cuma “mengatur”, tapi juga mendengarkan. Dan itu yang bikin masyarakat merasa dilibatkan, bukan diperintah.

Tarakan dan Harapan Hijau di Masa Depan

Kalau kamu jalan-jalan ke Tarakan sekarang, kamu bakal lihat banyak perubahan yang terasa nyata. Jalan-jalan bersih, taman makin banyak, dan kesadaran warga soal sampah mulai tumbuh. Semua itu bukan hasil kerja satu hari, tapi hasil kerja bareng selama bertahun-tahun antara Dinas Lingkungan Hidup Tarakan dan masyarakatnya. Mereka buktiin kalau kolaborasi bukan cuma slogan, tapi sesuatu yang bisa beneran mengubah wajah kota.

Mereka percaya, menjaga alam bukan cuma tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab semua orang yang hidup di dalamnya. Setiap tangan yang mau bergerak, setiap ide yang mau dicoba, dan setiap niat baik yang dilakukan dengan konsisten — semua punya arti. Tarakan memang kota kecil, tapi lewat kerja bareng yang solid, mereka udah kasih contoh besar buat kota-kota lain di Indonesia.

Dan mungkin, dari semangat kolaborasi sederhana itu, kita semua bisa belajar sesuatu. Kalau alam dijaga bersama, maka kebahagiaan pun bisa dirasakan bersama. Karena pada akhirnya, bumi nggak butuh banyak bicara — dia cuma butuh kita untuk peduli.