Menstruasi adalah perdarahan normal dari vagina yang diakibatkan oleh terjadinya peluruhan lapisan rahim. Semua wanita tanpa gangguan fungsi organ reproduksi akan mengalami proses menstruasi setiap bulan jika tidak hamil. Siklus menstruasi sendiri terus berlangsung dalam tubuh selama kurang lebih 27 – 30 hari.
Siklus menstruasi dimulai dari pembentukan sel telur sampai dengan luruhnya dinding rahim jika tidak dibuahi, dan berulang setiap bulannya. Dalam semua fase ini berbagai hormon kewanitaan terlibat dan bekerja di dalamnya. Terutama sejak fase ovulasi sampai dengan menstruasi lebih banyak hormon yang terlibat sehingga dapat menimbulkan efek ke pada fisik dan juga psikis wanita.
Premenstrual Syndrome (PMS)
Premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pramenstruasi merupakan salah satu efek yang timbul dari perubahan fisik dan juga hasil kerja hormon-hormon kewanitaan tersebut.
PMS adalah gejala-gejala yang muncul dan juga dialami oleh para wanita sebelum memasuki masa menstruasi. Gejala yang mungkin muncul saat PMS tidak hanya seputar perubahan dan gejala fisik saja, namun juga dapat mempengaruhi emosi dan perilaku.
Gejala PMS akan muncul sekitar satu minggu sebelum hari pertama menstruasi dimulai setiap bulannya, pada beberapa orang bisa berlanjut sampai ke hari ketiga setelah menstuasi dimulai. Tidak semua wanita mengalami gejala yang sama dan tingkat keparahan yang dialami juga berbeda beda.
Namun gejala-gejala yang sering muncul adalah nyeri pada payudara, kembung, sakit kepala, mudah marah, gelisah dan pegal pada pinggang serta punggung bawah.
Penyebab Premenstrual Syndrome
Premenstrual syndrome dialami hampir semua wanita, namun tingkatan dan gejalanya bisa saja berbeda. Sebenarnnya penyebab utama premenstrual syndrome belum diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu PMS perubahan hormon dan juga perubahan zat kimia otak
Menjelang menstruasi terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab utama PMS. Sedangkan yang menyebabkan terjadinya perubahan emosi adalah perubahan serotonin pada otak. Perubahan ini juga dipicukarena adanya perubahan hormon.
Faktor Risiko Premenstrual Syndrome
Premenstrual syndrome bisa menyerang semua wanita yang masih mengalami menstruasi, namun terdapat beberapa faktor yang dapat membuat gejala PMS menjadi lebih berat, antara lain:
- Pernah mengalami trauma fisik dan juga emosi.
- Perokok aktif dan mengonsumsi alkohol berlebihan.
- Sering mengonsumsi makanan dengan kandungan gula dan garam yang terlalu tinggi.
- Kurang minum air putih.
- Kurang beristirahat.
- Memiliki riwayat depresi.
- Jarang berolahraga.
Pengobatan dan Pencegahan Premenstrual Syndrome
Karena tidak memiliki penyebab dan gejala yang pasti pengobatan premenstrual syndrom yang berupa gejala fisik adalah dengan mengatasi gejala yang muncul. Misalkan nyeri pada payudara dapat dibantu dengan melakukan pengompresan, sakit kepala yang berlebihan bisa diatasi dengan pereda nyeri, mengatasi perut kembung dengan teh rempah hangat.
Sedangkan untuk gejala yang berupa permasalahan psikis seperti khawatir dan juga mudah emosi bisa diatasi dengan melakukan kegiatan yang menurut Anda menyenangkan, menjalankan hobi, melakukan hal menenangkan, berolahraga ringan atau mendengarkan musik klasik.
Pencegahan premenstrual syndrome juga tidak bisa dilakukan dengan pasti, namun anda dapat mengantisipasi agar gejala yang dialami tidak terlalu berat dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Rutin berolahraga ringan.
- Memperbanyak asupan sayur dan buah.
- Membiasakan pola makan dan hidup yang sehat.
- Beristirahat dan tidur dengan cukup yaitu sekitar 6 – 8 jam sehari
- Menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Membatasi makanan dan minuman yang tinggi akan gula, garam serta kafein ketika mendekati masa menstruasi.
- Mengelola stres dengan baik.