Menstruasi adalah suatu kondisi di mana terjadi perdarahan pada uterus, yang kemudian akan mengalir dari rahim menuju keluar melewati vagina. Menstruasi atau haid sejatinya merupakan sebuah siklus yang normal pada perempuan, di mana biasanya terjadi setiap bulan. Menstruasi dapat disebut juga dengan haid atau terkadang.
Adapun siklus haid atau datang bulan itu sendiri dapat terjadi akibat naik turunnya hormon di dalam tubuh perempuan. Pada kondisi yang normal, siklus haid ini akan terjadi setiap 28 – 35 hari sekali, dengan durasi atau lama haid sekitar 4 hingga 6 hari. Sementara itu, untuk jumlah darah yang keluar saat menstruasi antara 20 – 60 mL.
Fase Selama Menstruasi
Siklus haid atau menstruasi merupakan sebuah istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana urutan kejadian saat tubuh perempuan telah siap mengalami kehamilan setiap bulannya. Adapun hitungan siklus menstruasi itu mengacu kepada hari pertama darah keluar melewati vagina.
Selain itu, siklus haid itu sendiri dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
1. Fase Menstruasi
Fase yang pertama adalah menstruasi. Di mana pada fase ini rata-rata akan terjadi mulai di hari pertama sampai dengan hari kelima. Tepatnya ketika lapisan rahim meluruh dan benar-benar ke luar dari organ intim perempuan, karena tidak terjadi kehamilan.
Perlu diketahui bahwa seluruh lapisan di dalam rahim yang mengandung darah umumnya disebut dengan endometrium, di mana hal itu akan luruh serta dikeluarkan melewati vagina.
Fase menstruasi ini normalnya terjadi selama 3 – 5 hari, namun ada sebagian perempuan yang durasinya hanya 2 hari, serta sebagian lainnya ada yang mengalami fase ini ingga 7 hari untuk dikatakan menstruasi yang normal. Pada fase ini, umumnya para perempuan akan menyalami sakit nyeri di bagian perut serta punggung akibat adanya kontraksi pada rahim, mana kala endometrium meluruh.
2. Fase Folikuler
Fase yang kedua adalah folikuler. Di mana fase ini umumnya akan terjadi mulai hari ke-6 sampai dengan 14. Di fase ini, perempuan akan mengalami peningkatan hormon estrogen, sehingga lapisan rahim tumbuh dan semakin menebal.
Selain itu, adanya hormon perangsang folikel bisa memicu pertumbuhan folikel di ovarium. Pada hari ke-10 sampai 14, salah satu folikel bisa membentuk sel telur matang. Fase inilah yang sejatinya akan menentukan siklus menstruasi seorang perempuan setiap bulannya.
3. Fase Ovulasi
Selanjutnya, fase yang ketiga adalah ovulasi. Di mana pada fase ini, sel telur yang dihasilkan telah siap untuk dibuahi. Pasalnya, adanya peningkatan hormon pelutein mampu menyebabkan ovarium melepaskan sel telurnya.
Adapun sel telur yang sudah matang akan berpindah ke tuba falopi dan menempel di dinding rahim. Fase ini sendiri umumnya terjadi di hari ke-14 dalam siklus datang bulan perempuan selama 28 hari.
4. Fase Luteal
Fase yang keempat atau terakhir adalah luteal. Di mana pada fase ini luteal, sel telur akan dilepaskan dari ovarium dan bergerak dari tuba falopi menuju rahim. Selain itu, pada fase ini seorang perempuan juga akan mengalami peningkatan kadar progesteron di dalam tubuh, di mana hal ini akan membantu tubuh dalam menyiapkan lapisan rahim guna terjadi kehamilan.
Selanjutnya, apabila sel telur dibuahi oleh sperma dan menempel pada dinding rahim, maka seorang perempuan bisa saja akan mengalami kehamilan. Namun, jika ternyata tidak terjadi kehamilan, maka lapisan rahim yang sudah menebal akan meluruh serta terlepas dan seorang perempuan akan kembali memasuki fase menstruasi.
Gejala-gejala yang Terjadi Selama Menstruasi
Ketika perempuan mengalami siklus haid, maka tubuhnya akan mengalami perubahan, terutama untuk tigkat atau kadar hormon. Sehingga keadaan ini dapat mempengaruhi banyak hal, baik itu pengaruh secara fisik maupun emosi menjelang dan di awal fase menstruasi.
Adapun beragam gejala yang muncul sebelum datang bulan sering kali dinamakan premenstrual syndrome (PMS). Gejala utama yang terjadi saat haid adalah perdarahan yang disertai dengan tanda-tanda sekunder lainnya, mulai dari rasa nyeri di bagian perut bawah dan punggung, sakit kepala, mengalami susah tidur, nyeri di bagian payudara, muncul jerawat, perut kembung, kelelahan, gatal-gatal di kulit, , mengidam minuman dan makanan tertentu, perubahan mood, diare, hingga keputihan.
Cara Meminimalisir Rasa Sakit saat Menstruasi
Pada sebagian wanita, rasa sakit dan gejala yang terjadi saat menstruasi bisa saja sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun demikian, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkannya, misalnya saja:
- Mengompres perut bagian bawah dengan botol yang berisi air hangat. Selain itu, Anda juga bisa memakai bantal pemanas sehingga rasa sakit akibat nyeri bisa berkurang.
- Perbanyak asupan air putih dan hentikan kebiasaan minum kopi serta makanan yang mengandung garam. Hal ini sangat bermanfaat dalam mencegah terjadinhya pembengkakan dan risiko retensi air.
- Tetap melakukan olahraga secara teratur, namun hindari olahraga berat yang sangat menguras tenaga.
- Perbanyak asupan makanan bergizi seimbang serta kaya akan kandungan zat besi serta kalsium.
- Mengonsumsi vitamin E juga dianjurkan dalam rangka untuk mencegah terjadinya peradangan serta meningkatkan kekebalan tubuh Anda.
- Mengelola stres dengan cara melakukan beragam aktivitas ringan yang menyenangkan.
Demikianlah sedikit uraian mengenai pengertian menstruasi, fase yang dilalui, hingga gejala serta cara meminimalisir rasa sakit yang muncul saat haid.